Sabtu, 09 Agustus 2014

Sepertinya Masih Kamu

Ku sebut kau sebagai keindahan ciptaan Tuhan. Aku menjulukimu keagungan Tuhan yang tidak luput dari ucapan rasa syukurku. Aku bersyukur melihatmu, bertemu denganmu, mengenalmu, mengetahuimu, menghafal segala tentangmu. Kau adalah laki-laki yang tidak sempurna yang masih perlu dukungan cinta dari sosok wanitamu nanti. Aku bahkan menyayangimu dari kecacatan hidupmu. Bersamamu aku belajar tentang sakit, tentang indahnya lukisan perih sebagai pengalaman, tentang hadiah istimewa yang akan Tuhan berikan setelah perjuangan tiada akhir yang terlalui, tentang segalanya yang membuatku menjadi wanita kuat.

 

Rentetan doa dan harapanku setelah bersujud kepada Sang Pencipta adalah semoga kau menjadi calon imam pilihan Tuhan untukku. Menjadi sosok ayah yang hebat yang ditunjuk Tuhan untuk anak-anakku kelak. Lihatlah kemari. Sedikit saja luangkan waktumu untuk menilik ruang kosong milikmu yang tertata rapi di dalam hatiku. Aku sudah menyiapkannya untukmu sejak setahun yang lalu. Aku kembali menguncinya saat tahu bukan aku tujuanmu. Dan kini, tanpa kau sadari ruangan kosong ini ku buka kembali lebar-lebar masih dengan keindahan yang sama seperti dulu. Masih berhiaskan penantian panjang tanpa kebosanan seperti dulu. Masih sesunyi siulan pria bisu yang merdu seperti dulu.


Bukan aku yang memintamu kembali. Aku juga tak ingin kau menarikku kembali ke dalam rotasimu. Semua ini karna campur tangan Tuhan. Mungkin Tuhan sedikit ingin bermain denganmu dan denganku. Mau jadi apa kamu dan aku. Mau jadi siapa kamu dan aku. Akan kemana kamu dan aku. Kuserahkan semua kepada Ilahi. Aku hanya perlu bersyukur untuk kesekian kalinya atas kepulanganmu (lagi) yang semu. Semoga selamanya aku menjadi akhirmu. Dan semoga dinding pertahananku akan selalu kokoh untuk menantikanmu sebagai pria-ku.


Aku yang belum lelah menyayangimu,